MAKALAH MATERI PAI KELAS VII
SEMESTER II
(Makalah ini
dibuat untuk melengkapi tugas mata
kuliah MPAI 1)
Dosen Pengampu: Ahmad Ilman Nafi’a, S.Pd.I, M.Pd.I
DI SUSUN
OLEH :
NAMA :
NURROHMAN BUDI
SEMESTER : III
NIM : 15610021
FAKULTAS
AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS
DARUL ULUM ISLAMIC CENTRE SUDIRMAN GUPPI
2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan
rahmat, inayah, taufik, dan ilham-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga
makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun
pedoman bagi pembaca. Makalah ini disusun dalam rangka untuk melaksanakan tugas
dari dosen kami Bapak Ahmad Ilman Nafi’a, S.Pd.I, M.Pd.I selaku pengampu mata kuliah
Materi PAI I
Harapan kami semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi
makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.
Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman
yang kami miliki sangat kurang. Oleh karena itu harapkan kepada para pembaca
untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan
makalah ini.
Ungaran
, 29 Oktober 2016
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Semata-mata (Innama) misi pengutusan
Nabi adalah untuk menyempurnakan keluhuran akhlak. Sejalan dengan itu,
dijelaskan dalam al-Qur’an bahwa Beliau diutus hanyalah untuk menebarkan kasih
sayang kepada semesta alam. Dengan demikian, di dalam ayat al-Qur’an ini
digunakan struktur gramatika yang menunjukkan sifat eksklusif misi pengutusan
Nabi.
Dalam struktur ajaran Islam,
pendidikan akhlak adalah yang terpenting. Penguatan akidah adalah dasar.
Sementara, ibadah adalah sarana, sedangkan tujuan akhirnya adalah pengembangan
akhlak mulia. Dengan kata lain, hanya akhlak mulia yang dipenuhi dengan sifat
kasih sayang sajalah yang bisa menjadi bukti kekuatan akidah dan kebaikan
ibadah. Sejalan dengan itu, Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti
diorientasikan pada pembentukan akhlak yang mulia, penuh kasih sayang, kepada
segenap unsur alam semesta.
Selain itu, peserta didik tidak
hanya diharapkan bertambah pengetahuan dan wawasannya, tapi juga meningkat
kecakapan dan keterampilannya serta semakin mulia karakter dan kepribadiannya
atau yang berbudi pekerti luhur.
B.
Rumusan
Masalah
1. Hukum bacaan
nun mati/ tanwin dan mim mati.
2.
Meningkatkan
keimanan kepada Malaikat.
3.
Membiasakan perilaku
terpuji
4.
Memahami
tatacara shalat Jum’at
5.
Memahami
tatacara shalat jama’ dan qashar
6.
Memahami
sejarah Nabi Muhammad Saw.
C.
Tujuan
1.
Menjelaskan
Materi “hukum bacaan nun mati/ tanwin dan mim mati.
2.
Menjelaskan
Materi “Meningkatkan keimanan kepada Malaikat”.
3.
Menjelaskan
Materi “Membiasakan perilaku terpuji”.
4.
Menjelaskan
Materi “Memahami tatacara shalat Jum’at “.
5.
Menjelaskan
Materi “Memahami tatacara shalat jama’ dan qashar “.
6.
Menjelaskan
Materi ” Memahami sejarah Nabi Muhammad Saw.
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR …………………………………………………
DAFTAR ISI …………………………………………………………...
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR
BELAKANG …………………………………………...
B. RUMUSAN
MASALAH …………………………………….......
C. TUJUAN
………………………………………………………….
BAB II
PEMBAHASAN
A. Hukum
Bacaan Nun Mati dan Tanwin……………………………
B. Malaikat
Allah ............... ………………………………………..
C. Perilaku
Terpuji ………………………………….......................
D. Shalat
Jumat..................................................................................
E. Shalat
Jama’ dan Qashar...............................................................
F. Sejarah
Nabi Muhammad............................ ……………………..
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN …………………………………………………...
DAFTAR
PUSTAKA……………………………………………...
|
i
ii
iii
iv
v
1
2
5
6
8
12
24
|
BAB
II
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
A.
BACAAN
NUN MATI DAN TANWIN
NO
|
HUKUM BACAAN
|
HURUF
|
SEBAB BACAAN
|
DI BACA
|
1
|
Idzhar ( إِ ظﻫر ) |
غ خ ح ع ﻫ أ |
nun mati atau tanwin bertemu dengan salah
satu hurufnya
|
Jelas
|
2
|
Idgham ( إ دغام )
|
ي رم ل
و ن
|
memasukkan (huruf yang depan kepada huruf yang
belakang)
|
Dengung
dan tidak dengung
|
3
|
Ikhfa ( ﺇ ﺧﻑﺎﺀ) |
ك ق ف
ظ ط ض ص ش س ز ذ د ج ث ت
|
nun mati atau tanwin bertemu dengan salah
satu hurufnya
|
Samar
Samar
|
4
|
Iqlab ( إ قلبٌ )
|
ب
|
huruf nun mati atau tanwin bertemu dengan
huruf Ba’
|
Balem
|
B.
MALAIKAT ALLAH
B.1
PENGERTIAN
Malaikat
(Bahasa Arab: ملاءكة)(baca: malaa-ikah) adalah makhluk yang memiliki
kekuatan-kekuatan yang patuh pada ketentuan dan perintah Allah.
Etimologi Arab
Menurut bahasa, kata
“Malaikat” merupakan kata jamak yang berasal dari Arab malak (ملك) yang berarti
kekuatan, yang berasal dari kata mashdar “al-alukah” yang berarti risalah atau
misi, kemudian sang pembawa misi biasanya disebut dengan Ar-Rasul.
Malaikat di dalam
ajaran Islam
Malaikat diciptakan
oleh Allah terbuat dari cahaya (nuur), berdasarkan salah satu hadist Muhammad,
“Malaikat telah diciptakan dari cahaya.”[1]
Iman kepada malaikat
adalah bagian dari Rukun Iman. Iman kepada malaikat maksudnya adalah meyakini
adanya malaikat, walaupun kita tidak dapat melihat mereka, dan bahwa mereka
adalah salah satu makhluk ciptaan Allah. Allah menciptakan mereka dari cahaya.
Mereka menyembah Allah dan selalu taat kepada-Nya, mereka tidak pernah berdosa.
Tak seorang pun mengetahui jumlah pasti malaikat, hanya Allah saja yang
mengetahui jumlahnya.
Walaupun manusia
tidak dapat melihat malaikat tetapi jika Allah berkehendak maka malaikat dapat
dilihat oleh manusia, yang biasanya terjadi pada para Nabi dan Rasul. Malaikat
selalu menampakan diri dalam wujud laki-laki kepada para nabi dan rasul.
Seperti terjadi kepada Nabi Ibrahim.
B.2
NAMA DAN TUGAS
MALAIKAT
Di
antara para malaikat yang wajib setiap orang Islam ketahui sebagai salah satu
Rukun Iman, berdasarkan Al Qur’an dan hadits. Nama (panggilan) berserta
tugas-tugas mereka adalah sebagai berikut:
- Jibril -- Pemimpin para malaikat, bertugas menyampaikan wahyu dan mengajarkannya kepada para nabi dan rasul.
- Mikail – Membagi rezeki kepada seluruh makhluk.
- Izrail – Mencabut nyawa seluruh makhluk.
- Israfil – Meniup sangkakala (terompet) pada hari kiamat.
- Munkar dan Nakir – Memeriksa amal manusia di alam barzakh.
- Raqib dan ‘Atid – Mencatat amal manusia di dunia.
- Ridwan – Menjaga pintu syurga.
- Malik – Menjaga Pintu neraka.
B.3 WUJUD MALAIKAT
Wujud
para malaikat telah dijabarkan didalam Al Qur’an ada yang memiliki sayap
sebanyak 2, 3 dan 4. surah Faathir 35:1 yang berbunyi:
“
|
Segala puji bagi
Allah Pencipta langit dan bumi, Yang menjadikan malaikat sebagai
utusan-utusan (untuk mengurus berbagai macam urusan) yang mempunyai sayap,
masing-masing (ada yang) dua, tiga dan empat. Allah menambahkan pada
ciptaan-Nya apa yang dikehendaki-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas
segala sesuatu. (Faathir 35:1)
|
”
|
Wujud
malaikat mustahil dapat dilihat dengan mata telanjang, karena mata manusia
tercipta dari unsur dasar tanah liat kering dari lumpur hitam yang diberi
bentuk tidak akan mampu melihat wujud dari malaikat yang asalnya terdiri dari
cahaya, hanya Nabi Muhammad SAW yang mampu melihat wujud asli malaikat bahkan
sampai dua kali. Yaitu wujud asli malikat Jibril .
Mereka tidak
bertambah tua ataupun bertambah muda, keadaan mereka sekarang sama persis
ketika mereka diciptakan. Dalam ajaran Islam, ibadah manusia dan jin lebih
disukai oleh Allah dibandingkan ibadah para malaikat, karena manusia dan jin
bisa menentukan pilihannya sendiri berbeda dengan malaikat yang tidak memiliki
pilihan lain. Malaikat mengemban tugas-tugas tertentu dalam mengelola alam
semesta. Mereka dapat melintasi alam semesta secepat kilat atau bahkan lebih
cepat lagi. Mereka tidak berjenis lelaki atau perempuan dan tidak berkeluarga.
B.4 SIFAT
MALAIKAT
Sifat-sifat malaikat yang diyakini oleh umat Islam
adalah sebagai berikut:
- Selalu bertasbih siang dan malam tidak pernah berhenti.
- Suci dari sifat-sifat manusia dan jin, seperti hawa nafsu, lapar, sakit, makan, tidur, bercanda, berdebat, dan lainnya.
- Selalu takut dan taat kepada Allah.
- Tidak pernah maksiat dan selalu mengamalkan apa saja yang diperintahkan-Nya.
- Mempunyai sifat malu.
- Bisa terganggu dengan bau tidak sedap, anjing dan patung.
- Tidak makan dan minum.
- Mampu merubah wujudnya.
- Memiliki kekuatan dan kecepatan cahaya.
Malaikat tidak pernah lelah dalam melaksanakan apa-apa
yang diperintahkan kepada mereka. Sebagai makhluk ghaib, wujud Malaikat tidak
dapat dilihat, didengar, diraba, dicium dan dirasakan oleh manusia, dengan kata
lain tidak dapat dijangkau oleh panca indera, kecuali jika malaikat menampakkan
diri dalam rupa tertentu, seperti rupa manusia. Ada pengecualian terhadap kisah
Muhammad yang pernah bertemu dengan Jibril dengan menampakkan wujud aslinya,
penampakkan yang ditunjukkan kepada Muhammad ini sebanyak 2 kali, yaitu pada
saat menerima wahyu dan Isra dan Mi’raj.
Beberapa nabi dan
rasul telah di tampakkan wujud malaikat yang berubah menjadi manusia, seperti
dalam kisah Ibrahim, Luth, Maryam, Muhammad dan lainnya.
C. PERILAKU TERPUJI
C.1 Kerja keras
Kerja
keras yaitu
bekerja dengan sungguh-sungguh untuk mencapai tujuan atau prestasi kemudian disertai
dengan berserah diri (tawakkal) kepada Allah SWT baik untuk kepentingan dunia
dan akhirat. Firman Allah SWT:
”Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah
kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu
dari (kenikmatan) duniawi…”. (QS. Al-Qashash: 77).
C.2 Tekun
dan Ulet
Tekun dan Ulet melakukan semua pekerjaan dengan
rajin, teliti, sabar, hati-hati, dan sungguh-sungguh. Dalam belajar dan
menuntut ilmupun kita harus giat dan rajin menekuni apa yang sedang dipelajari.
Dengan rajin belajar, dan tekun, kita dapat meraih kesejahteraan hidup, baik di
dunia maupun di akhirat. Allah akan merubah keadaan seseorang apabila ia juga
berusaha dengan sungguh-sungguh. Firman Allah SWT:
“… Sesungguhnya Allah tidak merobah Keadaan sesuatu kaum
sehingga mereka merobah keadaan[768] yang ada pada diri mereka sendiri….” (QS.
Ar-Ra’du: 11).
C.3.Teliti
Teliti cermat dalam setiap melakukan sikap
dan perbuatan serta setiap pekerjaan, tidak terburu-buru, namun perlu
perhitungan dan pengkajian baik-buruknya. Dalam Al-Qur’an, Allah juga
mengajarkan kita agar bersikap teliti sebagaimana firman-Nya:
”Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang
Fasik membawa suatu berita, Maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak
menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang
menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu.” (QS. Al-Hujurat: 6).
D.
SHALAT JUMAT
D.1 Pengertian
Salat Jumat
adalah aktivitas ibadah salat pemeluk agama Islam yang dilakukan setiap hari
Jumat secara berjama’ah pada waktu dzhuhur.
D.2 Hukum Salat Jumat
Salat Jumat merupakan kewajiban setiap muslim
laki-laki. Hal ini tercantum dalam Al Qur’an dan Hadits berikut ini:
- Al Qur’an Al Jumu’ah ayat 9 yang artinya:”Wahai orang-orang yang beriman, apabila kamu diseru untuk melaksanakan salat pada hari Jumat, maka bersegeralah mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli, dan itu lebih baik bagi kamu jika kamu mengetahui.”(QS Al Jumuah : 9 )
- “Hendaklah orang-orang itu berhenti dari meninggalkan salat Jum’at atau kalau tidak, Allah akan menutup hati mereka kemudian mereka akan menjadi orang yang lalai.” (HR. Muslim)
- “Sungguh aku berniat menyuruh seseorang (menjadi imam) salat bersama-sama yang lain, kemudian aku akan membakar rumah orang-orang yang meninggalkan salat Jum’at.” (HR. Muslim)
- “Salat Jum’at itu wajib bagi tiap-tiap muslim, dilaksanakan secara berjama’ah terkecuali empat golongan, yaitu hamba sahaya, perempuan, anak kecil dan orang yang sakit.” (HR. Abu Daud dan Al-Hakim, hadits shahih)
D.3 Tata Cara Salat Jum’at
Adapun tata cara pelaksanaan salat
Jum’at, yaitu :
- Khatib naik ke atas mimbar setelah tergelincirnya matahari (waktu dzuhur), kemudian memberi salam dan duduk.
- Muadzin mengumandangkan adzan sebagaimana halnya adzan dzuhur.
- Khutbah pertama: Khatib berdiri untuk melaksanakan khutbah yang dimulai dengan hamdalah dan pujian kepada Allah SWT serta membaca shalawat kepada Rasulullah SAW. Kemudian memberikan nasehat kepada para jama’ah, mengingatkan mereka dengan suara yang lantang, menyampaikan perintah dan larangan Allah SWT dan RasulNya, mendorong mereka untuk berbuat kebajikan serta menakut-nakuti mereka dari berbuat keburukan, dan mengingatkan mereka dengan janji-janji kebaikan serta ancaman-ancaman Allah Subhannahu wa Ta’ala. Kemudian duduk sebentar
- Khutbah kedua : Khatib memulai khutbahnya yang kedua dengan hamdalah dan pujian kepadaNya. Kemudian melanjutkan khutbahnya dengan pelaksanaan yang sama dengan khutbah pertama sampai selesai
- Khatib kemudian turun dari mimbar. Selanjutnya muadzin melaksanakan iqamat untuk melaksanakan salat. Kemudian memimpin salat berjama’ah dua rakaat dengan mengeraskan bacaan.
D.4 Hal-hal yang dianjurkan
Pada
salat Jumat setiap muslim dianjurkan untuk memperhatikan hal-hal berikut:
- Mandi, berpakaian rapi, memakai wewangian dan bersiwak (menggosok gigi).
- Meninggalkan transaksi jual beli ketika adzan sudah mulai berkumandang.
- Menyegerakan pergi ke masjid.
- Melakukan salat-salat sunnah di masjid sebelum salat Jum’at selama Imam belum datang.
- Tidak melangkahi pundak-pundak orang yang sedang duduk dan memisahkan/menggeser mereka.
- Berhenti dari segala pembicaraan dan perbuatan sia-sia apabila imam telah datang.
- Hendaklah memperbanyak membaca shalawat serta salam kepada Rasulullah SAW pada malam Jum’at dan siang harinya
- Memanfaatkannya untuk bersungguh-sungguh dalam berdoa karena hari Jumat adalah waktu yang mustajab untuk dikabulkannya doa.
E.
SHALAT JAMA’
DAN QASHAR
E.1 PENGERTIAN
Salat Jamak adalah menggabungkan dua buah salat
pada satu waktu salat. Adapun pasangan salat yang bisa dijama’ adalah salat
Dzuhur dengan Ashar atau salat Maghrib dengan Isya.
E.2 MACAM MACAM
SHALAT JAMA’
·
Jama’ Taqdim atau pelaksanaan salat pada waktu awal,
yaitu melaksanakan salat Ashar setelah salat Dzuhur dan melaksanakan salat Isya
setelah salat Maghrib.
·
Jama’ Ta’khir atau pelaksanaan salat pada waktu akhir,
yaitu melaksanakan salat Dzuhur dan Ashar bersamaan di sore hari dan
melaksanakan salat Maghrib dan Isya sedikitnya setelah matahari terbenam .
E.3 PENGERTIAN
SHALAT QASHAR
Salat Qashar
adalah melakukan salat dengan meringkas/mengurangi jumlah raka’at salat yang
bersangkutan. Salat Qashar merupakan keringanan yang diberikan kepada mereka
yang sedang melakukan perjalanan (safar). Adapun salat yang dapat diqashar
adalah salat dzhuhur, ashar dan isya, dimana raka’at yang aslinya berjumlah 4
dikurangi/diringkas menjadi 2 raka’at saja.
E.4 Dalil Salat Qashar
·
“Dan apabila kamu
bepergian di muka bumi, maka tidaklah mengapa kamu menqashar salat(mu), jika
kamu takut diserang orang-orang kafir. Sesungguhnya orang-orang kafir itu
adalah musuh yang nyata bagimu.” (QS an-Nisaa’ 101)
·
Dari ‘Aisyah ra
berkata : “Awal diwajibkan salat adalah dua rakaat, kemudian ditetapkan
bagi salat safar dan disempurnakan ( 4 rakaat) bagi salat hadhar (tidak
safar).” (Muttafaqun ‘alaihi)
·
Dari ‘Aisyah ra
berkata: “Diwajibkan salat 2 rakaat kemudian Nabihijrah, maka diwajibkan 4
rakaat dan dibiarkan salatsafar seperti semula (2 rakaat).” (HR Bukhari) Dalam
riwayat Imam Ahmad menambahkan : “Kecuali Maghrib, karena Maghrib adalah
salat witir di siang hari dan salat Subuh agar memanjangkan bacaan di dua
rakaat tersebut.”
E.5 Siapa Yang Diperbolehkan Salat Qashar
Salat qashar merupakan salah satu keringanan yang
diberikan Allah. Salat qashar hanya boleh dilakukan oleh orang yang sedang
bepergian (musafir). Dan diperbolehkan melaksanakannya bersama Salat Jamak
E.6 Jarak Qashar
Seorang
musafir dapat mengambil rukhsoh salat dengan mengqashar dan menjama’ jika telah
memenuhi jarak tertentu. Beberapa hadits tentang jarak yang diijinkan untuk
melakukan salat qashar :
- Dari Yahya bin Yazid al-Hana?i berkata, saya bertanya pada Anas bin Malik tentang jarak salat Qashar. Anas menjawab: “Adalah Rasulullah SAW jika keluar menempuh jarak 3 mil atau 3 farsakh beliau salat dua rakaat.” (HR Muslim)
- Dari Ibnu Abbas berkata, Rasulullah SAW bersabda: “Wahai penduduk Mekkah janganlah kalian mengqashar salat kurang dari 4 burd dari Mekah ke Asfaan.” (HR at-Tabrani, ad-Daruqutni, hadits mauquf)
- Dari Ibnu Syaibah dari arah yang lain berkata: “Qashar salat dalam jarak perjalanan sehari semalam.”
Adalah Ibnu Umar ra
dan Ibnu Abbas ra mengqashar salat dan buka puasa pada perjalanan menempuh
jarak 4 burd yaitu 16 farsakh.
Ibnu Abbas
menjelaskan jarak minimal dibolehkannya qashar salat yaitu 4 burd atau 16
farsakh. 1 farsakh = 5541 meter sehingga 16 Farsakh = 88,656 km. Dan begitulah
yang dilaksanakan sahabat seperti Ibnu Abbas dan Ibnu Umar. Sedangkan hadits
Ibnu Syaibah menunjukkan bahwa qashar salat adalah perjalanan sehari semalam.
Dan ini adalah perjalanan kaki normal atau perjalanan unta normal. Dan setelah
diukur ternyata jaraknya adalah sekitar 4 burd atau 16 farsakh atau 88,656 km.
Dan pendapat inilah yang diyakini mayoritas ulama seperti imam Malik, imam
asy-Syafi’i dan imam Ahmad serta pengikut ketiga imam tadi.
E.7 Lama Waktu Qashar
Jika
seseorang musafir hendak masuk suatu kota atau daerah dan bertekad tinggal
disana maka dia dapat melakukan qashar dan jama’ salat. Menurut pendapat imam
Malik dan Asy-Syafi’i adalah 4 hari, selain hari masuk kota dan keluar kota.
Sehingga jika sudah melewati 4 hari ia harus melakukan salat yang sempurna.
Adapaun musafir yang tidak akan menetap maka ia senantiasa mengqashar salat
selagi masih dalam keadaan safar.
Berkata Ibnul Qoyyim: “Rasulullah SAW tinggal di Tabuk
20 hari mengqashar salat.” Disebutkan Ibnu Abbas dalam riwayat Bukhari:
“Rasulullah SAW melaksanakan salat di sebagian safarnya 19 hari, salat dua
rakaat. Dan kami jika safar 19 hari, salat dua rakaat, tetapi jika lebih dari
19 hari, maka kami salat dengan sempurna.”
E.8 Adab Salat Qashar
Seorang
musafir boleh berjamaah dengan Imam yang muqim (tidak musafir). Begitu juga ia
boleh menjadi imam bagi makmum yang muqim. Kalau dia menjadi makmum pada imam
yang muqim, maka ia harus mengikuti imam dengan melakukan salat Imam (tidak
mengqashar). Tetapi kalau dia menjadi Imam maka boleh saja mengqashar salatnya,
dan makmum menyempurnakan rakaat salatnya setelah imammya salam.
F.
KISAH NABI
MUHAMMAD SAW
Kisah
ini merpakan kisahTeladan nabi Akhir Zaman Nabi dan rasul terakhir yang diutus
oleh Allah Swt. adalah Nabi Muhammad s.a.w. (Q.33:40). Ia dipilih menjadi nabi
dan rasul pada usia 40 tahun. Ia menyampaikan risalah kenabian kepada kaumnya
selama 22 tahun 2 bulan dan 22 hari. Muhammad dilahirkan di Mekah. Kakeknya,
Abdul Muttalib, menamainya Muhammad (orang terpuji), sebuah nama yang belum
pernah digunakan dan dikenal sebelumnya. Ketika lahir, Muhammad telah menjadi
anak yatim. Ayahnya, Abdullah, wafat sebelum ia lahir. Ketika berusia 6 tahun,
Muhammad sudah menjadi yatim piatu. Ibunya,
Aminah
binti Wahab, meninggal dunia dalam perjalanan pulang dari Yatsrib, setelah
berziarah ke kuburan suaminya. Kemudian, Muhammad diasuh oleh Abdul Muttalib.
Sebelum Muhammad berusia 8 tahun, kakeknya wafat. Pamannya, Abi Talib, lalu
mengambil alih tanggung jawab mengasuh Muhammad.
F.1 TANDA KENABIAN
Sejak
bayi, tanda- tanda kenabian telah tampak pada diri Muhammad. Pada usia 5 bulan
ia sudah bisa berjalan, dan pada usia 9 bulan sudah pandai berbicara. Pada usia
2 tahun, ia sudah bisa dilepas bersama anak- anak Halimah binti Abi Dua'ib, ibu
susunya, untuk menggembala kambing. Pada usia inilah ia didatangi oleh dua
malaikat. Mereka membuka baju Muhammad, membelah dadanya dan menyiramkan air ke
dalamnya untuk mencuci hatinya agar senantiasa bersih. Kemudian mereka menutup
dada Muhammad kembali tanpa bekas ataupun luka.
F.2 TAHUN GAJAH
Ada
suatu peristiwa yang mendahului kelahiran Muhammad. Peristiwa itu menjadi
pertanda bahwa Allah Swt. melindungi agama yang akan dibawa Muhammad. Tahun
terjadinya peristiwa itu disebut Tahun Gajah, karena pada tahun itu pasukan
gajah yang dipimpin Abrahah, penguasa Habasyah (kini Ethiopia), menyerbu kota
Mekah untuk menghancurkan Ka'bah. Abrahah ingin mengambil alih peranan kota
Mekah dengan Ka'bahnya sebagai pusat perekonomian dan peribadatan bangsa Arab.
Sebelumnya, Abrahah sudah membangun al- Qulles, sebuah rumah ibadah megah di
Yaman, sebagai pengganti Ka'bah.
F.3 BUHAIRAH
Pada
usia 12 tahun, Muhammad mengikuti kafilah pamannya ke Suriah. Sepanjang
perjalanan di gurun, mereka dinaungi awan sehingga tidak kepanasan. Di Busra,
kafilah ini bertemu dengan seorang pendeta Kristen bernama Buhairah yang
meyakini bahwa Muhammad adalah calon nabi yang ditunjuk Allah Swt.
F.4 AL-AMIN
Muhammad
tumbuh menjadi seorang pemuda yang jujur dan berbudi pekerti luhur. Melalui
Hilful-Fudul dan kegiatannya membantu pamannya berdagang, nama Muhammad makin
terkenal sebagai seorang yang terpercaya. Karena kejujurannya, ia mendapat
gelar al- Amin, yang berarti orang yang terpercaya. Para pemimpin Mekah juga
pernah mempercayai Muhammad untuk menyelesaikan perselisihan mereka, dengan
memimpin peletakan Hajar Aswad, saat perbaikan Ka'bah yang rusak akibat
banjir.
F.5 HILFUL-FUDUL
Pada
usia 15 tahun, saat terjadi Perang Fijar antara suku Kuraisy dan suku Hawazin,
Muhammad membantu mempersiapkan anak panah untuk paman- pamannya yang hendak
berperang. Akibat perang ini, para pemimpin beberapa suku Kuraisy mengadakan
rapat untuk menetapkan aturan perlindungan untuk mencegah kelaliman terhadap
penduduk kota maupun pendatang asing. Mereka sepakat membuat sebuah organisasi
bernama Hilful-Fudul (persekutuan kebajikan). Lembaga ini bertugas membantu
orang miskin dan teraniaya. Muhammad ikut dalam lembaga ini saat berusia 20
tahun. Di lembaga ini, sifat kepemimpinannya mulai tampak.
F.6 KHADIJAH
Pada
usia 25 tahun Muhammad menikah dengan Khadijah binti Khuwailid yang berusia 40
tahun. Khadijah adalah seorang pengusaha yang mempercayai Muhammad untuk
menjajakan dagangannya ke Suriah. Karena kejujuran Muhammad, Khadijah menaruh
hati padanya dan menikahinya. Pasangan Khadijah- Muhammad dikaruniai 2 putra
(Qasim serta Abdullah) dan 4 putri (Zainab, Rukayyah, Ummu Kalsum, dan
Fatimah). Khadijah adalah wanita pertama yang masuk Islam. Ia meninggal pada
usia 65 tahun, setelah 25 tahun menikah dengan Muhammad.
F.7 UMMUL MUKMININ
1. Khadijah binti
Khuwailid
2. Saudah binti
Zam'ah
3. Aisyah binti Abu
Bakar as-Siddiq
4. Zainab binti
Huzaimah
5. Juwairiyah binti
Haris
6. Sofiyah binti
Hay
7. Hindun binti Abi
Umaiyah
8. Ramlah binti Abu
Sufyan
9. Hafsah binti Umar
bin Khattab
10. Zainab binti
Jahsyi
11. Maimunah binti
Haris
F.8 RIWAYAT MUHAMMAD
Kisah
Muhammad sangat banyak disebut dalam Al- Qur'an. Nama Muhammad disebut 4 kali
dan dijadikan salah satu nama surat ke-47, yang diambil dari perkataan Muhammad
pada ayat ke-2. Adapun nama Ahmad disebut sekali. Riwayat Muhammad diketahui
melalui penuturan para sahabat dan ditulis oleh banyak ahli dari berbagai
disiplin ilmu. Oleh Michael H. Hart, penulis buku Seratus Tokoh yang paling
Berpengaruh dalam Sejarah, Muhammad ditempatkan pada urutan pertama orang yang
berpengaruh dalam sejarah manusia.
F.9 WAHYU PERTAMA
Menjelang
usia 40 tahun, Muhammad sering menyendiri dan bertafakur di Gua Hira. Gua ini
terletak di Bukit Hira, sekitar 6 km di sebelah timur laut kota Mekah.
Tingginya 155 cm dan bisa memuat 4 orang. Di gua ini Muhammad beribadah
sepanjang Ramadan. Di gua ini pula Muhammad menerima wahyu pertamanya pada
tanggal 17 Ramadan 12 SH/6 Agustus 610 M. Malaikat Jibril menemui dan
menyuruhnya membaca wahyu Allah .
F.10 DAKWAH
Ada
dua tahap dakwah yang dilakukan Muhammad. Pertama, dakwah secara diam-diam
selama 3 tahun. Keluarga dan sahabat Nabi yang masuk Islam pada tahap ini
antara lain Khadijah, Abu Bakar as-Siddiq, dan Ali bin Abi Talib. Kedua, dakwah
secara terang-terangan, yang dilakukan Nabi setelah turun perintah Allah
(Q.15:94). Dakwah ini berlangsung hingga Nabi wafat. Banyak sahabat yang
memeluk Islam pada masa ini, antara lain Umar bin Khattab dan Usman bin
Affan.
F.11 AKSI MENENTANG DAKWAH
Kaum
musyrik Kuraisy tak mampu menghentikan dakwah Muhammad. Berbagai cara mereka
lakukan, tapi hasilnya tetap nihil. Mereka lalu mengutus 10 orang untuk menemui
Abi Talib dan meminta agar ia mau membujuk keponakannya berhenti berdakwah.
Namun Muhammad menolak permintaan tersebut. Melihat keteguhan hati Muhammad,
Abi Talib akhirnya mendukung keputusan keponakannya itu dan berjanji untuk
selalu melindunginya dari ancaman orang Kuraisy.
F.12 TAHUN DUKA CITA
Muhammad
benar-benar sedih ketika Abi Talib yang menjadi pelindung utamanya wafat pada
bulan Ramadan 2 SH, dalam usia 87 tahun. Belum hilang kesedihannya, Khadijah,
istrinya yang ia cintai dan selalu mendampinginya dalam perjuangan, juga
meninggal dunia. Muhammad sangat sedih dengan wafatnya kedua orang yang menjadi
pembela risalahnya itu. Karena itu, tahun ke- 10 kenabian ini disebut 'Am
al-Huzn (tahun duka cita).
F.13 ISRA MI'RAJ
Pada
tahun ke-10 kenabian, terjadi peristiwa Isra Mikraj. Allah Swt. memperjalankan
Nabi Saw. pada malam hari (Isra) dari Masjidilharam di Mekah ke Masjidilaksa di
Yerusalem, kemudian membawanya naik (mikraj) ke langit agar bisa menyaksikan
kekuasaan Allah Swt. (Q.17:1). Dalam kesempatan mi'raj itulah Nabi menerima
perintah dari Allah Swt. berupa kewajiban menjalankan salat lima waktu.
F.14 TA'IF
Gangguan
kaum Kuraisy terhadap Muhammad semakin menjadi-jadi setelah paman dan istrinya
wafat. Pada bulan Syawal tahun ke-10 kenabian, Muhammad pergi ke luar kota
Mekah menuju Ta'if (65 km sebelah tenggara Mekah) bersama anak angkatnya, Zaid
bin Harisah, untuk menyebarkan dakwah. Selama sepuluh hari, Nabi Saw. menemui
para pemuka Bani Saqif. Namun kehadiran Nabi di sana ditolak oleh mereka.
F.15 IKRAR AQABAH
Suatu
saat Nabi bertemu dengan enam orang suku Aus dan Khazraj dari Yatsrib. Nabi
menggunakan kesempatan ini untuk memperkenalkan agama Islam. Mereka pun lalu
menyatakan masuk Islam di hadapan Nabi. Setelah pulang ke Yatsrib, mereka
memberitahukan hal tersebut kepada penduduk lainnya. Pada musim haji
berikutnya, datanglah delegasi suku Aus dan Khazraj menemui Nabi di Aqabah. Mereka
menyatakan ikrar kesetiaan kepada Nabi, yang kemudian dikenal dengan Ikrar
Aqabah. Mereka juga meminta agar Nabi bersedia pindah ke Yatsrib untuk
menghindari gangguan orang Kuraisy. Mereka berjanji akan membela Nabi dari
segala ancaman.
F.16 RENCANA MEMBUNUH NABI MUHAMMAD SAW
Sebelum
hijrah ke Yatsrib, kaum Kuraisy berencana membunuh Nabi. Tapi rencana jahat itu
ketahuan sebelum terlaksana. Ketika mereka mengepung rumah Nabi, mereka hanya
menemukan Ali bin Abi Talib di tempat tidur Nabi, sementara Nabi dan Abu Bakar
sudah pergi. Ketika kaum Kuraisy mengejar, Nabi dan Abu Bakar bersembunyi di
Gua Sur. Setelah aman barulah mereka melanjutkan perjalanan ke Yatsrib.
F.17 HIJRAH KE MADINAH
Dua belas tahun sudah
Nabi berdakwah, tapi kaum Kuraisy tetap belum mau menerima risalah kenabiannya.
Maka Nabi hijrah ke Yatsrib. Setelah Nabi hijrah, kota Yatsrib kemudian dikenal
dengan sebutan Madinah an-Nabi (kota Nabi) atau Madinah al- Munawwarah(kotayangbercahaya).
F.18 MASJID QUBA
F.18 MASJID QUBA
Sebelum
sampai di Madinah, Nabi dan Abu Bakar singgah di Quba, sebuah desa yang
jaraknya 10 km dari Madinah. Nabi tinggal di sana selama beberapa hari, sambil
menunggu kedatangan Ali bin Abi Talib dari Mekah. Di desa ini, Nabi membangun
Masjid Quba. Inilah masjid pertama yang dibangun oleh Nabi Saw. sebagai pusat
peribadatan. Peristiwa ini terjadi pada tahun ke-12 kenabian Muhammad.
F.19 PIAGAM MADINAH
Di
Madinah, Nabi memimpin penataan dan peletakan dasar- dasar kehidupan bagi kaum
muslim dan penduduk Madinah dalam beberapa langkah. Pertama, mempererat tali
ukhuwah Islamiah (persaudaraan Islam) antara kaum Muhajirin dan Ansar yang
sudah masuk Islam. Kedua, membangun Masjid Nabawi, sebagai tempat untuk
mewujudkan rasa persaudaraan itu. Ketiga, mengikat tali persaudaraan dengan
komunitas lain yang tidak beragama Islam, yaitu kaum Yahudi, Nasrani, dan
Majusi. Ikatan hubungan itu terwujud dalam perjanjian yang disebut dengan Misaq
Madinah (Piagam Madinah). Dengan dasar-dasar itu, masyarakat Madinah bisa
disebut sebagai sebuah negara, dengan Nabi Muhammad sebagai kepala
negara.
F.20 IZIN PERANG
Kendati
Nabi dan pengikutnya sudah hijrah ke Madinah, orang Kuraisy terus mengganggu
mereka. Sementara itu kaum Yahudi di Madinah iri melihat kondisi militer,
politik, dan ekonomi kaum muslim semakin baik. Mereka lantas bersekongkol
dengan kaum Kuraisy untuk melumpuhkan kaum muslim. Karena kaum muslim semakin
terancam, Allah mengizinkan mereka untuk berperang (Q.22:39-41). Setelah
mendapat izin Allah Swt., Nabi dan kaum muslim lalu memerangi orang Kuraisy dan
Yahudi. Ada beberapa peperangan yang dipimpin Nabi, misalnya Perang Badr,
Perang Uhud, Perang Khandaq (parit), dan Fath Makkah.
F.21 PERJANJIAN HUDAIBIYAH
Pada
tahun ke-6 hijrah, Nabi bermimpi memasuki kota Mekah dan bertawaf (mengelilingi
Ka'bah). Mimpi itu disampaikan kepada para sahabat. Saat itu pula, Nabi
mengumumkan kepada kaum muslim untuk menunaikan ibadah haji di Mekah. Namun
kaum musyrik Kuraisy menghalang- halangi mereka. Kaum Kuraisy kemudian mengutus
Suhayl bin Amr untuk bertemu dengan Nabi dan membuat perjanjian perdamaian.
Nabi dan Suhayl menyepakati syarat- syarat perdamaian itu. Kalimat perjanjian
ditulis oleh Ali bin Abi Talib, atas perintah Nabi. Perjanjian itu dikenal
dengan nama Perjanjian Hudaibiyah.
F.22 ISI PERJANJIAN HUDAIBIYAH
Kaum muslim dan kaum
Kuraisy mengadakan gencatan senjata selama 10 tahun. Jika ada kaum Kuraisy yang
menyeberang ke pihak Nabi tanpa seizin walinya, ia harus dikembalikan kepada
mereka, tapi jika pengikut Muhammad menyeberang ke pihak musyrik Kuraisy, ia
tidak akan dikembalikan kepada Muhammad. Kabilah-kabilah Arab bebas bersekutu
dengan Muhammad ataupun dengan orang Kuraisy. Pada tahun tersebut (6H), Nabi
dan rombongan harus kembali ke Madinah dan tidak boleh masuk ke Mekah. Mereka
juga harus menunda ibadah haji hingga tahun berikutnya, dengan syarat tidak
akan tinggal di Mekah lebih dari tiga hari dan tidak membawa senjata selain
pedang di dalam sarungnya.
F.23 'UMRAH AL-QADA'
Setahun
setelah Perjanjian Hudaibiyah ditandatangani, Nabi dan kaum muslim dapat
memasuki kota Mekah untuk beribadah haji di Ka'bah. Kaum musyrik Kuraisy
membiarkan mereka tinggal di Mekah selama tiga hari. Kesempatan ini digunakan
oleh Nabi dan kaum muslim untuk menunaikan umrah, yang disebut 'Umrah al-Qada',
pengganti umrah yang tidak terlaksana pada tahun sebelumnya karena dilarang
kaum musyrik Kuraisy.
F.24 PENYEBARAN ISLAM
Perjanjian
Hudaibiyah menciptakan suasana tenang dan aman. Enam bulan setelah perjanjian
itu Nabi berdakwah kepada para penguasa di sekitar Arab, dengan cara
mengirimkan surat, antara lain kepada penguasa Iran, Mesir, Abessinia, Persia
dan Romawi (Bizantium). Surat Nabi seluruhnya berjumlah sekitar 105 buah.
Namun, tidak semua teks surat itu disalin lengkap. Surat itu berisi seruan
untuk masuk Islam. Setiap surat dicap dengan stempel dari perak yang diukir
dengan tiga baris kata: Muhammad, Rasul, Allah.
F.25 FATH MAKKAH
Suatu
saat kaum Kuraisy melanggar Perjanjian Hudaibiyah dengan membantu sekutu mereka
menyerang sekutu kaum muslim. Mengetahui hal itu, Nabi segera menyiapkan
sepuluh ribu pasukan muslim untuk berangkat ke Mekah. Pasukan muslim memasuki
kota Mekah tanpa perlawanan dari kaum Kuraisy. Peristiwa itu disebut Fath
Makkah (pembebasan Mekah). Di Mekah, Nabi menghancurkan berhala-berhala di
sekeliling Ka'bah. Setelah itu Nabi menyuruh Bilal menyerukan azan dari atas
Ka'bah. Kemudian mereka mendirikan salat berjemaah dengan dipimpin oleh
Rasulullah Saw.
F.26 HAJI WADA'
Pada
tahun ke-10 Hijrah, Nabi menunaikan ibadah haji. Beliau berangkat ke Mekah pada
28 Zulkaidah, setelah menunjuk Abu Dujanah sebagai wakilnya di Madinah. Pada 4
Zulhijah, Nabi tiba di Mekah, dan langsung masuk ke Masjidilharam melalui pintu
Bani Syaibah, serta melakukan tawaf dan sai. Pada 8 Zulhijah, Nabi berangkat ke
Mina dan tinggal di sana hingga terbit fajar. Pada pagi hari 9 Zulhijah, Nabi
berangkat ke Arafah dengan diikuti oleh sekitar 100.000 jemaah. Pada ibadah
haji wada' (wadak) ini turun firman Allah Swt. (Q.5:3) yang menandakan bahwa
Allah Swt. telah menyempurnakan agama Islam kepada umat-Nya dan telah
mencukupkan nikmat- Nya. Perjalanan haji ini kemudian disebut Haji wadak (haji
perpisahan), karena beberapa bulan setelah ibadah haji itu Nabi wafat.
F.27 WAFAT
Dua
bulan setelah menunaikan ibadah Haji Wadak, Nabi menderita demam. Badannya
mulai lemah. Meskipun demikian ia tetap memimpin salat berjemaah. Namun setelah
merasa sangat lemah, ia menunjuk Abu Bakar menjadi penggantinya sebagai imam
salat. Setelah beberapa hari sakit, Nabi dipanggil ke haribaan Allah Swt. pada
tanggal 12 Rabiulawal 11 H atau 8 Juni 632 M. Nabi wafat dalam usia 63 tahun.
Abu Bakar as-Siddiq kemudian ditunjuk oleh kaum Muhajirin dan Ansar sebagai
Khalifah ar-Rasul (pengganti Rasul).
F.28 UMMUL MUKMININ
Setelah
Khadijah wafat, Muhammad menikah lagi sepuluh kali. Kesebelas istri Nabi
disebut Ummul Mukminin (ibu orang- orang beriman). Nabi menikahi para wanita
tersebut karena beberapa alasan, antara lain untuk melindunginya dari tekanan
kaum musyrik, membebaskannya dari status tawanan perang, mengangkat derajatnya,
dan menciptakan perdamaian dengan suku dari wanita yang dinikahi oleh
Nabi.
F.29 NABI MUHAMMAD SAW.
570 Lahir di Mekah
pada tanggal 12 Rabiulawal Tahun Gajah atau tanggal 20 April
595 Menikah dengan
Khadijah binti Khuwailid
610 Menerima wahyu
pertama
617 Tahun Duka Cita
('Am al-Huzn). Abi Talib dan Khadijah wafat
619 Berdakwah ke
Ta'if
621 Isra Mikraj
622 Hijrah ke
Madinah
624 Perang Badr
625 Perang Uhud
626 Perang
Khandaq
628 Perjanjian
Hudaibiyah
629 Menunaikan 'Umrah
al-Qada'
630 Pembebasan kota
Mekah oleh kaum muslim
631 Tahun Perutusan
('Am al-Bi'sah). Beberapa tokoh dan delegasi dari berbagai penjuru datang untuk
menyatakan keislaman mereka Wahyu Terakhir dan Cerita Akhir hayat Nabi Muhammad
saw
632 Haji Wada'. Nabi
Muhammad wafat pada tanggal 12 Rabiulawal 11 H atau tanggal 8 Juni.
F.30
MUKJIZAT
Nabi
Muhammad dikaruniai sekitar 50 mukjizat. Dari sekian banyak mukjizat itu, Al-
Qur'an merupakan mukjizat Nabi yang paling besar pengaruhnya bagi Islam dan
dijadikan pegangan hidup bagi setiap muslim. Tidak ada yang dapat menyamai isi
Al- Qur'an hingga kini Mu'jizat-mu'jizat Nabi yang lain, misalnya: Nabi dapat
mengetahui isi hati lawan, tubuhnya menebarkan bau harum, bumi patuh atas
perintahnya, dan Nabi bisa mengeluarkan susu dari seekor kambing kurus.
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
a. Bacaan nun
mati dan tanwin ada 4 macam yakni idzhar,ighlab,ikhfa,iqlab.
b. Malaikat
(Bahasa Arab: ملاءكة)(baca: malaa-ikah) adalah makhluk yang memiliki
kekuatan-kekuatan yang patuh pada ketentuan dan perintah Allah.
c. Perilaku
terpuji antara lain adalah kerja keras, teliti,ulet,tekun.
d. Salat Jumat
adalah aktivitas ibadah salat pemeluk agama Islam yang dilakukan setiap hari
Jumat secara berjama’ah pada waktu dzhuhur.
e.
Salat Jamak
adalah menggabungkan dua buah salat pada satu waktu salat. Adapun pasangan
salat yang bisa dijama’ adalah salat Dzuhur dengan Ashar atau salat Maghrib dengan
Isya.
f. Salat Qashar
adalah melakukan salat dengan meringkas/mengurangi jumlah raka’at salat yang
bersangkutan
g. Cara meneladani Rasulullah saw. adalah memahami
bagaimana beliau bisa menyatukan penduduk di Madinah dengan berbagai macam
keyakinan. Membuat suatu kebijakan di mana seluruh kelompok tidak ada yang
tersinggung dan tersakiti.
DAFTAR
PUSTAKA
di unduh
tanggal 28 oktober 2016 pukul 20.30 WIB
Tidak ada komentar:
Posting Komentar